Cerpen Remaja Romantis : Shella Niyyaka
Cinta yang selama ini aku jalani dengannya berjalan seperti apa adanya dan semestinya, karena memang aku mencintainya, tetapi tak tahu dengannya. Hingga suatu hari, ia selalu sibuk dengan kerjaannya sepulang sekolah. Bayangkan saja, pagi sampai siang sekolah pulang sekolah sampai malam bantu orang tuanya dan setelah itu ia tertidur. Sedikit sekali waktu yang tersisa untukku bahkan bisa dihitung dengan waktu, aku merenungi itu tak cukup hanya 1 hari saja,
tetapi berminggu-minggu sekali pun ia tak memperhatikan itu. Sampai saatnya datang, seorang cowok yang bisa dikatakan tampan, sopan dan mengerti segalanya tentang aku hadir dalam hidupku. Semula aku tak tahu akan semua itu, tapi ternyata dibalik kemelut ‘sahabat’ yang ia pergunakan, ternyata ia menaruh rasa kepadaku.
“aku masih mencintai bayu” kata arita saat deni mengungkapkan perasaannya di malam minggu itu.
“aku tak memaksa kamu rit, yang jelas aku udah bilang semua tentang bayu yang aku tahu, aku juga nggak memaksa kamu buat nrima aku, aku bakal nunggu kamu sampai kapanpun, aku juga bisa bantu kamu buat ngelupain bayu” ucap deni dengan kesungguhannya yang semakin membuatku bingung. Please….. bantu aku, jalan mana yang harus aku tempuh..??
“baiklah den, aku bakal berusaha buat itu”
“kamu bersungguh-sungguh rita..?”
“iya, bantu aku agar bisa melupakan bayu”
“aku akan berusaha arita, makasih sayang”
Saat itu pula aku memutuskan hubungan itu dengan bayu yang sesungguhnya masih sangat aku cintai. Semula bayu menolak, dan akhirnya ia menerima semua itu meski tak rela. Aku menjalani hubungan resmi pacaran dengan deni, tak ada seminggu mungkin selama itu pula aku masih tak pernah bisa melupakan bayu dihatiku, susah rasanya. Malam itu, aku bulatkan tekad untuk memutuskan hubungan dengan deni, karena sesungguhnya aku tak mencintai deni melainkan hanya menganggapnya sebagai sahabat.
“den, maafin aku sebelumnya”
“maaf buat apa rit..?”
“aku belom bisa ngelupain bayu, aku masih sangat mencintai bayu, aku harap kam ngerti, aku pengen kita sahabatan aja seperti dulu, karena memang aku selalu menganggapmu sebagai sahabat”
“ya udah, kloq memang itu keputusan yang menurutmu baik, aku nggak maksa kamu buat kembali ke bayu. Aku Cuma berdo’a semoga kamu baik-baik aja sama dia”
“makasih den, kamu dah ngertiin aku”
Rasa menyesal, benci pada diri sendiri, merasa bersalah sama semuanya tercampur menjadi satu dalam diri ini. Kenapa aku tak pernah memikirkan akibatnya dalam melakukan suatu tindakan, kenapa harus jadinya seperti ini, yang akhirnya aku tak pernah bisa melupakan bayu dihati ini. Bayu… aku ingin kamu kembali disisiku, karena sesungguhnya aku masih mencintaimu. Saat itu pula ketika aku sedang merenung, bayu meneleponku.
“hallo,, rit, kamu tak ingin tah berubah fikiran buat aku, aku sayang banget sama kamu, aku dah berkali-kali buat ngelupain kamu tapi gak pernah bisa,, pliss… terima aku lagi dihatimu rit, aku nggak bisa hidup tanpamu…”
“aku.. nggak tahu yu”
“jawab jujur rit, kamu masih saying kan sama aku?”
“aku nggak tahu bayu”
“jawab jujur rita, pliss…”
“iya, aku masih sayang sama kamu, aku nggak bisa ngelupain kamu yu”
“tapi kenapa kamu bohongin perasaan kamu sendiri, kenapa kamu paksa hati kamu buat pacaran sama cowok laen?”
“dari mana kamu tahu?”
“semua tentang kamu aku tahu rit, aku juga tahu kamu pacaran sama deni”
“maafin aku bayu, aku nggak tahu harus gimana lagi, yang jelas saat itu kamu nggak pernah ada disaat aku butuh, kamu selalu sibuk dengan urusanmu sendiri, hingga aku di nomor 2 atau malah dinomor 5 kan, aku nggak mau yu, aku pengen kamu perhatian sama aku, seperti dulu”
“iya, aku juga ngerti, aku minta maaf rit, aku sayang banget sama kamu, kamu jgnan pergi lagi dari aku rit”
“aku juga sayang banget sama kamu yu” ucapku lirih saat menahan tangis.
Mulai saat itu pula aku kembali kepada bayu, karena sesungguhnya hatiku hanya untuknya, dan cinta nggak bisa dipaksakan. Karena dari itu, cinta disebut dengan cinta buta, yang tak pernah melihat seseorang dari tampang, tapi dari hati, sebaik apapun seseorang itu, jika memang hati kita tak pernah menginginkan dia, maka cinta itu tak akan pernah tumbuh.