PENALARAN INDUKTIF
Nama : Yuniar Frida Susanti
NPM : 28210778
Kelas : 3EB22
Tugas : Bahasa Indonesia 2 ( Softskill)
PENALARAN INDUKTIF
Sebelum membahas apa itu penalaran induktif, ada baiknya kita mengetahui
apa itu yang dimaksud dengan penalaran. Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diteliti.
Ada 3 jenis penalaran induksi, yaitu :
1. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk
mengambil kesimpulan secara umum. Generalisasi adalah pernyataan yang
berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala.III.1 1.1.
Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Fakta yang dugunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah
manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan
ini adalah generalisasi tidak sempurna.
1.2. Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
Setelah kita memerhatikan jumlah hari pada setiap bulan pada tahun
Masehi, kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari
tidak lebih dari tiga puluh satu. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan
fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada
yang kita tinggalkan.
2. Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan
berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik
suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu
kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang
lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
2.1. Tujuan Analogi
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi
Contoh :
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya
dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama.
Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan
Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari
menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada
makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
3. Kausal
Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti
antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian
dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu
atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang
diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
3.1. Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam
tiga pola :
a. Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai
efek.
b. Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin
telah menimbulkan akibat.
c. Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang
menimbulkan kedua akibat.
Sumber :
http://ekspresibelajar.blogspot.com/2008/05/logika-dan-silogisme.html
http://students.sunan-ampel.ac.id/irmanto/2010/04/10/generalisasi-macam-macam-generalisasi-dan-generalisasi-ilmiah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran