Nama : Yuniar Frida Susanti
Klas : 4eb22
Npm : 28210778
Konvergensi
Akuntansi Internasional
Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan dengan
3 cara yaitu, harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik dengan
IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS), atau
adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Indonesia memilih untuk melakukan
adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan
regulasi di Indonesia .
Oleh karena itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia
sebagian besar sudah sama dengan IFRS.
International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar
pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional yang
dikeluarkan oleh International Accounting Standard Boards (IASB), sebuah
lembaga internasional yang bertujuan untuk mengembangkan suatu standar
akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan, dan diterima secara
internasional.
International
Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh
International Accounting Standards Boards (IASB) dengan tujuan memberikan
kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia.
Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat
diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar modal
dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder). Saat
ini banyak negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Oseania dan Amerika yang
menerapkan IFRS. Standar akuntansi internasional (International Accounting
Standards/IAS) di susun oleh 4 organisasi utama dunia ,yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB),Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi
Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks
standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar.
Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya
dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar
biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di negara
tersebut dengan standar internasional.
Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut
perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan
antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara
internasional.
Manfaat konvergensi IFRS
Manfaat yang di dapat
dari konvergensi IFRS, diantaranya adalah :
- Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional.
- Meningkatkan arus investasi dlobal melalui
transparansi.
- Menurunkan biaya modal dengan membuka
peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
- Menciptakan efisiensi penyusunan laporan
keuangan.
- Meningkatkan kualitas laporan keuangan,
dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
Perlunya konvergensi ke IFRS
Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka :
- Mengurangi peran dari badan otoritas dan
panduan terbatas pada industri-industri spesifik.
- Pendekatan terbesar pada subtansi atas
transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada.
- Peningkatan daya banding laporan keuangan
dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.
- Menghilangkan hambatan arus modal
internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan
keuangan.
- Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi
perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.
- Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
menuju “best practise”.
Permasalahan yang dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS
Diantaranya adalah :
- Translasi Standar Internasional
- Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan
Hukum Nasional
- Struktur dan Kompleksitas Standar
Internasional
- Frekuensi
Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Seperti contoh IFRS
menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value.
Eksposur dan Akuntansi Valas
Eksposur akuntansi (accounting/translation exposure)
adalah mengukur seberapa jauh laporan keungan konsolidasi dari suatu perusahaan
dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas. Eksposur ini muncul karena adanya
kebutuhan untuk mengkonversi laporan keuangan dari operasi perusahaan di luar
negeri yang menggunakan mata uang local ke dalam mata uang Negara asal untuk
tujuan konsolidasi dan pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi umumnya
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan afiliasi
di luar negeri. Bila kurs valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya,
maka translation atau penilaian ulang atas asset, utang, penerimaan, biaya,
laba, dan rugi yang didenominasi dalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas
(foreign exchange gains or losses). Kemungkinan laba/rugi valas ini diukur oleh
angka eksposur akuntansi.
Mengukur eksposur akuntansi
Perusahaan transnasional yang tidak peduli dengan
eksposur akuntansi umumnya berpendapat bahwa pendapatan yang diperoleh oleh
cabang-cabang perusahaan tidak perlu dikonversi dalam mata uang perusahaan
induknya. Ini diakibatkan karena mereka tidak yakin eksposur akuntansi relevan.
Kendati demikian, perlu dipahami apa yang mempengaruhi derajat eksposur
perusahaan terhadap kemungkinan laba/rugi karena konversi lapran keuangan.
Besar kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari :
Seberapa jauh peranan cabang-cabang perusahaan di luar
negeri. Semakin besar persentase bisnis perusahaan yang dilakukan oleh cabang
di luar negeri, semakin besar persentase pos-pos laporan keuangan yang mudah
terpengaruh eksposur akuntansi.
Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.
Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.
Standar akuntansi yang dipergunakan. Setiap Negara
umumnya mempunyai standar akuntansi yang sudah baku , yang amat bervariasi antar Negara.
Eksposur valas, yaitu eksposur
transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi
ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan.
·
Pasar Valas dan Kurs
Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara
ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan
transaksi antar valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan transaksi dimana
dua pihak setuju untuk menukarkan valuta yang satu dengan valuta yang lain pada
kurs tertentu. Transaksi valas dapat terjadi di spot market dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan.
Untuk transaksi kecil dipasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan
untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk
penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Pasar valas mempunyai pasar retail dan pasarwholesale. Karakteristik pasar wholesale adalah transaksi-transaksinya berukuran besar dan
biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain.
Pada pasar retail,
transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil dan biasanya
mempunyai spreadyang tinggi.
·
Eksposur Valas
Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan
profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan
oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasikan
menjadi 3 tipe, yaitu :
- Eksposur
translasi atau eksposur akuntansi
- Eksposur
transaksi
- Eksposur
ekonomi atau eksposur operasi
Eksposur translasi didefinisi sebagai
potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba
bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan
keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah
membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan
mengubah anka laporan kedalam sebuah valuta perusahaan induk.
Eksposur transaksi berkaitan dengan
sensitifitas arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan dalam valas
terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut.
Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi berikut ini :
- Membeli
atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan
dinyatakan dalam valas
- Meminjam atau
meminjamkan dana dalam valas
- Terikat
dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu dimasa
mendatang
- Transaksi
ekonomi yang lain untuk memperoleh asset atau mendapatkan uang yang dinyatakan
dalam valas
Eksposur ekonomi didefinisi sebagai
tingkat sejauh mana nilai perusahaan aka dipengaruhi oleh perubahan kurs yang
tidak diharapkan (perhitungkan).perencanaan untuk eksposur ekonomi melibatkan
seluruh organisasi (tidak seperti eksposur translasi dan eksposur transaksi
yang hanya melibatkan bendahara dan manajer akuntansi) karena eksposur ekonomi
mempengaruhi interaksi strategi-strategi yang benar-benar meliputi
seluruhbidang fungsional perusahaan, yaitu berupa akuntansi, keuangan,
marketing, personalia, dan produksi.
PENILAIAN KINERJA
1. Pengertian Kinerja
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering
manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi
krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam
berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67)
“Kinerja
( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223)
“Kinerja
seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat
dinilai dari hasil kerjanya”.
Maluyu
S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
serta waktu”.
Menurut John Whitmore (1997 : 104)
“Kinerja
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah
suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.
Menurut Barry Cushway (2002 : 1998)
“Kinerja
adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target
yang telah ditentukan”.
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah :
“
merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai
dengan perannya dalam perusahaan”.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson
Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78), “menyatakan bahwa
kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.
Menurut John Witmore dalam Coaching for Perfomance
(1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari
seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.
Kinerja
merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak
tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan
dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui
dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
Mink
(1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja
yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a)
berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian
diri, (d) kompetensi.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang
memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1.Kemampuan mereka,
2.Motivasi,
3.Dukungan yang diterima,
4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
5.Hubungan mereka dengan organisasi.
Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik
kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil
kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu
aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang
diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut
Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara
lain : a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai
terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh
karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai
dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental
merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai
potensi kerja secara maksimal. David C. Mc Cleland (1997) seperti dikutip
Mangkunegara (2001 : 68), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif
berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian
kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai
prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland,
mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi
yaitu :
1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi
2) Berani mengambil risiko
3) Memiliki tujuan yang realistis
4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang
untuk merealisasi tujuan.
5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam
seluruh kegiatan kerja yang dilakukan
6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana
yang telah diprogamkan
Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja :
1)Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar
belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
2)Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap,
kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja
3)Faktor organisasi : struktur organisasi, desain
pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).
Menurut Kopelman (1988), faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah: individual characteristics (karakteristik
individual), organizational charasteristic (karakteristik organisasi), dan work
characteristics (karakteristik kerja). Lebih lanjut oleh Kopelman dijelaskan
bahwa kinerja selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan juga sangat tergantung
dari karakteristik individu seperti kemampuan, pengetahuan, keterampilan,
motivasi, norma dan nilai. Dalam kaitannya dengan konsep kinerja, terlihat
bahwa karakteristik individu seperti kepribadian, umur dan jenis kelamin,
tingkat pendidikan suku bangsa, keadaan sosial ekonomi, pengalaman terhadap
keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku kerja dan produktivitas kerja, baik
individu maupun organisasi sehingga hal tersebut akan menimbulkan kepuasan bagi
pelanggan atau pasien.
Karakteristik individu selain dipengaruhi oleh
lingkungan, juga dipengaruhi oleh: (1) karakteristik orgnisasi seperti reward
system, seleksi dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi organisasi
serta kepemimpinan; (2) karakteristik pekerjaan, seperti deskripsi pekerjaan,
desain pekerjaan dan jadwal kerja.
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya
merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan
efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya
manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat
bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian
tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja
karyawan.
Menurut
Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) “ A way of measuring the contribution
of individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah cara mengukur
konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.
Menurut
Cascio ( 1992 : 267 ) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau
deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari
seseorang atau suatu kelompok”.
Menurut
Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi
yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan
seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.
Menurut
Henry Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang
dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu
karyawan”.
4. Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis
tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan
development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan :
1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian
kompensasi
2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision
3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar
meengevaluasi sistem seleksi.
Sedangkan yang bersifat development penilai harus
menyelesaikan :
1.Prestasi riil yang dicapai individu
2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat
kinerja
3.Prestasi- pestasi yang dikembangkan.
5. Manfaat Penilaian Kinerja
Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang
sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara
terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah :
1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
2.Perbaikan kinerja
3.Kebutuhan latihan dan pengembangan
4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi,
mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.
5.Untuk kepentingan penelitian pegawai
6.Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai
TRANSLASI
MATA UANG ASING
A.
Pengertian Translasi
Translation adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan
dari satu mata uang ke mata uang lain. Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai
methode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang
berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan
ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi
hal yang sulit.
B.
Masalah Translasi
Masalah translasi adalah nilai tukar tidak pernah stabil, fluktuasi mata
uang meningkatkan nilai tukar mata uang asing yang dapat digunakan pada proses
translasi mata uang asing serta menciptakan keuntungan dan kerugian atas
translasi mata uang asing.
C.
Perbedaan Translasi Dan Konversi Antar Mata Uang Asing.
Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah
neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai
ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada
transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen
mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu
unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara
dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat
jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan
perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang
professional.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap.
Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan
secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh
banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku
bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang.
Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu
mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di
masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium
dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau
penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan.
Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari
tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan
yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari
kurs nilai tukar valuta asing.
D.
Ada
Dua Proses Tahap Translasi :
Translasi dari
source-code ke intermediate-code.
Translasi dari
intermediate-code ke executable-code.
E. Evaluasi
Dan Pemilihan Metode Translasi Mata Uang Asing
Dari beberapa metode yang telah diuraikan sebelumnya. tiga metode yang
pertama (metode kurs kini, metode kini-non-kini, dan metode
moneter-non-moneter) digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban
manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko mata uang asing.
Kemudian, metode translasi diterapkan secara konsisten dengan memperhatikan
perbedaan tersebut.
Kurs yang tepat guna dalam metode translasi adalah kurs kini (kurs
histories). Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk
pos-pos beban. Beberapa Negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk
transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih beberapa kurs nilai
tukar yang ada. Beberapa alternatif yang disarankan adalah :
Kurs pembayaran dividen
Kurs pasar bebas, dan
Kurs penalty atau
preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait dalam kegiatan ekspor
impor.
F.
Hubungan Translasi Mata Uang Asing Dengan Inflasi
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva
non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan
menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah
dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan
akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih
rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan
pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih
rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang
didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang
terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang
palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena
penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya
historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS
No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi
luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini
akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan.
G. Translasi Mata Uang Asing Di Berbagai
Negara
Inggris : laporan keuangan harus
disesuaikan terlebih dahulu pada level harga saat itu lalu ditranslasikan
menggunakan kurs saat ini.
Amerika Serikat : metode kurs
sementara.
Jepang : kurs saat ini pada semua
kondisi dengan penyesuaian translasi mata uang asing yang diperlihatkan pada
neraca dalam ekuitas pemegang saham.
AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA
A. AKUNTANSI
UNTUK PERUBAHAN HARGA
Merupakan akuntansi yang membahas perubahan nilai (harga) dan
cara-cara mengatasinya . perubahan nilai disini meliputi perubahan harga karena
perubahan nilai barang dan perubahan harga karena perubahan daya beli
uang akibat berjalanya waktu.
a)
Rerangka akuntansi pokok
Rerangka akuntansi pokok menghasilkan statemen keuangan dasar. Karena
rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga
data yang masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang
minimal harus dipenuhi dalam
pelaporan keuangan. Kos historis merupakan
data dasar yang menjadi basis penyusunan statemen keuangan dasar. Berbagai
usulan akuntansi untuk memperbaikki kelemahan akuntansi berbasis kos dapat
diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur
akuntansinya.
b) Masalah
akuntansi
Perubahan harga menimbulkan
masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur dan pemertahanan
kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk
mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah pemertahanan kapital berkaitan
dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan
jenisnya (finansial / fisis).Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga
akuntansi kos historis menghadapi tiga masalah fundamental yang berkaitan dengan
:
1) penilaian yang dianut yaitu kos sekarang
atau nilai keluaran sekarang. Masalah penilaian. Akuntansi menghadapi
masalah dalam hal ini karena kos tercatat untuk suatu asset tidak
lagi menggambakan nilai asset tersebut. Model akuntansi untuk menghadapi
masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang yang pengukuran nilainya bergantung
pada dasar
2) Masalah unit pengukur. Bila perubahan
nilai dan daya beli terjadi bersama-sama pengaruh keduanya terhadap kos
historis harus ditunjukkan dalam pelaporan keuangan. Untuk mengatasinya disebut
secara umum sebagai akuntansi kos sekarang/rupiah konstan.
3) Masalah pemertahanan capital. Bila
pengaruh perubahan harga tidak diperhatikan, dalam keadaan perubahan harga
menaik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji-lebih. Bila
jenis capital diperhatikan,
Model akuntansi untuk mengatasi masalah perubahan harga adalah kos
sekarang/capital fisis atau disebut akuntansi nilai pengganti yang secara
teknis sama dengan akuntansi kos sekarang. Perbedaanya terletak pada penyajian
dan interpretasi jumlah rupiah untuk mempertahankan capital dalam statemen
laba-rugi.
c) Pos-pos
Moneter dan Nonmoneter
Perubahan harga mempunyai
implikasi yang berbeda antara pos-pos moneter dan nonmoneter.Pos moneter
berkaitan dengan untung/rugi daya beli., Pos nonmoneter berkaitan dengan
untung/rugi penahanan.
d) Perubahan
harga
Perubahan harga adalah perbedaan
antara kos tercatat suatu objek dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai
objek pada saat tertentu. Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang
dan jasa ada tiga jenis perubahan harga yaitu :
- Perubahan harga umum. Perubahan karena inflasi atau daya beli. Terjadi perubahan meskipun manfaat atau daya tukar barang sama.
- Perubahan harga spesifik . Perubahan karena persepsi terhadap manfaat barang atau perubahan teknologi. Terjadi perubahan meskipun tidak terjadi perubahan daya beli.
·
Perubahan harga relative. Perubahan harga
spesifik setelah pengaruh perubahan daya beli dipisahkan atau diperhitungkan.
e) Akuntansi
daya beli konstan
Tujuannya adalah mempertahankan
capital atas dasar daya beli. Dalam operasinya perusahaan akan menggunakan atau
mengorbankan daya beli asset untuk memperoleh asset lain dalam rangka
menghasilkan pendapatan. Dengan konsep daya beli konstan, daya beli dapat
menjadi golongan kapital yang lain yaitu kapital daya beli. Kapital daya beli
sebenarnya merupakan kapital finansial.
f) Pemilihan indeks harga untuk
konversi
Indeks rata-rata (tengah)
menghasilkan rupiah konversian pos-pos operasi yang mendekati rupiah nominal
bila transaksi terjadi secara merata sepanjang tahun.
g) Kapital
daya beli.
Kapital daya beli adalah jumlah
rupiah capital financial yang telah dikonversi menjadi daya beli. Dengan dasar
pikiran ini, selisih konversi merupakan penyesuai capital untuk mempertahankan
capital daya beli sebagai capital financial.
h) Akuntansi
kos sekarang
Tujuannya adalah mengukur laba
suatu perioda dengan mempertahankan capital semula.Dasar pengukuran dalam
kaitan dengan perubahan harga :
Kos
pengganti.
Dengan dasar ini, penekanan diletakkan pada kos penggantian asset yang
dikuasai perusahaan dengan asset yang sejenis atau sama fungsinya.
Nilai jual sekarang.
Dengan dasar ini, kos sekarang asset diukur atas dasar harga asset
seandainya pada saat sekarang perusahaan memilih untuk menjual asset tersebut
alih-alih memakainya untuk operasi.
Nilai terrealisasi harapan
Pada prinsipnya, pendekatan ini sama dengan nilai jual sekarang hanya
pengukuran dilakukan atas dasar nilai sekarang aliran kas masa datang yang
diterima dari asset atau dibayar untuk asset atau utang bersangkutan.
i) Kos
sekarang dan pemertahanan kapital
Akuntansi daya beli dilandasi
konsep mempertahankan kapital. Perubahan harga aset yang ditahan
selama suatu periode menimbulkan untung atau rugi penahanan.
Perbedaan utama antara konsep
mempertahankan kapital fisis dan kapital finansial adalah bahwa dalam
mempertahankan kapital fisis, untung atau rugi penahanan tidak dimasukkan
sebagai kompenen laba tetapi diperlakukan sebagai penyesuai ekuitas pemegang
saham.
j) Sumber informasi dan teknik
pengukuran
kos sekarang harus ditentukan
secara cermat sehingga memepunyai keterandalan yang cukup tinggi sebagai
informasi.
Teknik Pengukuran :
Pengindeksan. Sumber informasi dapat berupa :
1. Indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompokk
barang atau jasa yang diukur
2. Indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh
perusahaan berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang atau jasa yang
diukur.
Penghargaan langsung
Teknik ini membebankan secara langsung bahan dan tenaga kerja ke suatu
asset atau kelompok asset. Informasi dari luar misalnya harga faktur sekarang,
daftar harga dari penjual barang atau jasa, dan kos produksi standar yang
menggambarkan kos sekarang.
Pengkosan unit
Teknik ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Setiap
komponen kos yang membentuk kos reproduksi harus dihitung dengan menggunakan
data yang tersedia.
Penghargaan fungsional
Teknik ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi
atau pemrosesan dan bukannya suatu asset secara individual atau kelompok asset
yang masing-masing berdiris sendiri.
Informasi kos sekarang sebagai pelengkap
Pertimbangan untuk menyediakan kos sekarang tidak lagi didasarkan atas
kelemahan kos sekarang tetapi didasarkan pada pertimbangan kos dan manfaat.
Akuntansi
hibrida
Menggabungkan keunggulan akuntansi daya beli dan akuntansi kos sekarang.
Penggabungan akuntansi daya beli dan akuntansi kos sekarang akan mengatasi
kelemahan yang terdapat pada masing-masing pendapatan.
Standar Akuntansi Perubahan Harga
SFAS No. 33
Pelaporan berbasis kos sekarang dan daya beli konstan diwajibkan untuk
perusahaan yang memenuhi kriteria.
SFAS No. 82
Hanya pelaporan berbasis kos sekarang diwajibkan.
SFAS No. 89
Pelaporan pengaruh perubahan harga hanya bersifat anjuran.
Model akuntansi dan
implementasinya
Suatu model akuntansi perubahan harga ditentukan oleh kombinasi tiga
faktor:
1.Dasar penilaian
2.Skala pengukuran
3.Jenis kapital
Model 1
Berbasis kos historis dengan skala pengukuran nomimal untuk capital
bersifat financial.
Model 2
Besarnya untung atau rugi daya beli suatu periode ditentukan oleh indeks
harga yang dipilih sebagai basis
Model 3
Model 4
Model ini merupakan model hibrida yaitu penggabungan akuntansi daya
beli konstan dan akuntansi kos sekarang yang semula berdiri
sendiri.
Model 5
Model ini sama dengan model 3 tetapi jenis capital yang diukur adalah
fisis
Model 6
Laba yang didistribusi sama dengan model 5. Perbedaannya terletak pada
unit pengukur yang berubah dan diperhitungkannya rugi daya beli dan besarnya
jumlah penyesuaian capital fisis untuk mempertahankan kapital
Model 7
Model ini tidak berbeda dengan kos sekarang hanya kos sekarang didefinisi
sebagai harga jual sehingga laba dimaknai sebagai aliran kas bersih masa datang
baik yang telah terealisasi maupun belum.
Model 8
Model ini merupakan pengembangan model 7 dengan memasukkan unsur
perubahan daya beli dalam hitungan laba sehingga semua angka rupiah dikalikan
dengan indeks yang sesuai.
Referensi:
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi
Internasional – Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta .