kelas : 4eb22
Npm : 28210778
Analisis Laporan Keuangan
Merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi
posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu,
dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan
keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis
menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan
dan lebih sederhana.
Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan
keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca
dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan
kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio
keuangan adalah :
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang
digunakan, yaitu :
1) Current Ratio
2) Acid Test Ratio
3) Cash Position Ratio
b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang). Ada 4 (empat) rasio solvabilitas yang digunakan. yaitu :
1) Total Debt To Equity Ratio
2) Total Debt To Total Assets
Ratio
3) Long Term Debt To Equity
4) Long Term Debt To Total Assets
c . Rasio Profitabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang
digunakan, yaitu :
1) Return On Equity (ROE)
2) Return On Assets (ROA)
3) Net Profit Margin
4) Gross Profit Margin
Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada
masa kini dan masa lalu dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat
dipertahankan. Terdapat dua alat penting dalam melakukan analisis keuangan :
a. Analisis
Rasio
Analisis ini mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan
antar waktu atau dengan periode fiscal yang lain dan atau perbandingan rasio
terhadap beberapa acuan yang baku.
b. Analisis
Arus Kas
Analisis ini berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi
mengenai arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi
aktifitas operasi, investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai
aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodic. Misalkan, apakah
perusahaan telah menghasilkan arus kas yang positif dari operasinya.
1. Analisis Rasio
Ada dua masalah yang harus dibahas ketika melakukan analisis rasio dalam
lingkungan internasional :
a. Apakah perbedaan lintas
Negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam
angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari Negara yang
berbeda?
b. Seberapa jauh perbedaan
dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi local memperngaruhi
interpertasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun pengukuran akuntansi
dari negeri yang berbeda disajikan ulang agar tercapai “ daya banding
akuntansi”? Sejumlah bukti yang kuat menunjukkan adanya perberdaan besar
antarnegara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan
keuangan lainnya yang berasal dari factor akuntansi dan non akuntansi.
c. Seberapa besar perbedaan
dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan prinsip-prinsip
akuntansi nasional ? Ratusan perusahaan non AS yang mencatatkan saham di
Bursa-bursa efek AS melakukan pengungkapan rekonsiliasi berupa catatan kaki
yang memberikan bukti terhadap pernyataan ini, setidaknya dalam konteks
perbedaan antara nilai akuntansi berdasarkan GAAP AS dan berdasarkan GAAP non
AS.
Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi laporan keuangan oleh
emiten asing yang disusun oleh SEC cukup informasi. Sekitar separuh dari 528
emiten non AS yang diteliti mengungkapkan perbedaan yang material antara laba
yang dilaporkan laporan keuangannya mereka dengan laba bersih menurut GAAP AS.
Lima jenis perbedaan laporan keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar
emiten adalah :
1. Depresiasi dan
amortisasi
2. Biaya yang ditangguhkan
3. Pajak tangguhan
4. Pensiun
5. Transaksi mata uang
asing
Penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari 2/3 emiten yang mengungkapkan
perbedaan laba yang material melaporkan bahwa laba menurut GAAP AS lebih rendah
dibandingkan dengan laba menurut GAAP non AS. Hampir setengah dari antaranya
melaporkan perbedaan laba lebih besar dari 25%. dua puluh lima dari 87 emiten
yang melaporkan bahwa laba berdasarkan GAAP AS lebih besar daripada berdasarkan
GAAP non AS melaporkan perbedaan lebih besar dari 25%. Hasil yang sam juga
ditemukan untuk rekonsiliasi ekuitas pemegang saham. Secara keseluruhan, bukti
dalam studi SEC ini menunjukan bahwa perbedaan laporan keuangan menurut GAAP AS
dan GAAP non AS sangat material untuk kebanyakan perusahaan.
2. Analisis Arus Kas
Laporan arus kas yang sangat mendetal sangat diwajibkan menurut GAAP AS,
GAAP Inggris, IFRS, dan standar akuntansi di sejumlah Negara yang jumlahnya
semakin bertambah. Ukuran-ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat
bermanfaat khusunya dalam analisis internasional karena tidak telalu
dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi, bila dibandingkan dengan
ukuran-ukuran berbasis laba Apabila laporan arus kas tidak disajikan, sering
kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus kas dari operasi dan ukuran arus
kas lainya dengan menyelesaikan laba berbasis actual.
3. Mekanisme untuk Mengatasi
Untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas Negara, beberapa analis
menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui
secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum. Beberapa
yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di
sekelompok Negara tertentu dan membatasinya analisis mereka terhadap
perusahaan-perusahaan yang berlokasi di negara-negara tersebut.
Referensi :
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL,
EDISI 5 BUKU 2. Jakarta : Salemba Empat.
AKUNTANSI KOMPARATIF
Dalam pembahasan Akuntansi
Komparatif I akan dibahas Sistem Akuntansi di 6 negara yang sudah maju, yaitu
Perancis, Jerman, jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat. Berikut di
tampilkan dalam bentuk tabel keenam sistem negara-negara tersebut beserta perbedaannya
untuk lebih jelasnya
No.
|
Perbedaan
|
Perancis
|
Jerman
|
Jepang
|
Belanda
|
Inggris
|
AS
|
1.
|
Dasar
utama aturan akuntansi
|
Hukum
Akuntansi 1983 dan Dekrit Akuntansi 1983 yang membuat Plan Comptable General
wajib digunakan oleh seluruh perusahaan
|
Undang-undang
Akuntansi Komprehensif 1985 (Hukum Komersial Jerman)
|
Hukum
Komersial, Undang-undang Pasar Modal, dan Undang-undang Pajak Penghasilan
Perusahaan
|
Undang-undang
tahun 1970
|
Undang-undang
tahun 1981
|
Hukum
negara bagian, bukan hukum federal
|
2.
|
Ciri
khusus akuntansi
|
Terdapat
dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan
keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasi
|
Memperbolehkan
pendirian organisasi sektor swasta untuk menetapkan standar akuntansi atas
laporan keuangan konsolidasi
|
Standar
konsolidasi yang masih longgar sehingga dapat membuat perusahaan dapat
menyembunyikan operasi afiliasi yang merugi
|
Kelompok-kelompok
perusahaan untuk tujuan konsolidasi terdiri dari perusahaan yang membentuk
unit ekonomi dimana berada dalam kendali yang sama
|
Terdapat
pengecualian untuk penyusunan laporan konsolidasi adalah untuk kelompok usaha
berukuran kecil dan menengah
|
Aturan
konsolidasi mengharuskan seluruh anak perusahaan yang dikendalikan harus
dikonsolidasi dan laporan keuangan konsolidasi bersifat wajib
|
3.
|
Sumber
Pendanaan Perusahaan
|
Secara
tradisional tidak terlalu bergantung pada pasar modal tetapi pada pendanaan
berupa utang
|
Perusahaan
dapat menerbitkan saham atau utang pada sebuah pasar modal
|
Perusahaan-perusahaan
saling memiliki ekuitas satu sama lain serta penggunaan kredit bank dan modal
utang
|
Pengaruh
Bursa Efek Amsterdam relatif kecil karena tidak memberikan banyak modal bagi
usaha baru
|
Yang
bertanggungjawab dalam hal pendanaan untuk suatu badan usaha adalah lembaga
akuntansi
|
Beberapa
perusahaan memperdagangkan sahamnya melalui over the counter
|
4.
|
Prinsip
Akuntansi
|
Memperbolehkan
perusahaan mengikuti IFRS atau GAAP
|
Menggunakan
GAS (German Accounting Standards)
|
Sedang
dibentuk ulang untuk mengikuti IFRS
|
Perusahaan-perusahaan
Belanda diperbolehkan menyusun laporan keuangan dengan menggunakan IFRS atau
GAAP AS selain standar akuntansi Belanda
|
Sudah
boleh menggunakan IFRS selain GAAP Inggris
|
Mempertimbangkan
mengubah GAAP AS yang semula stndar berdasarkan aturan akan menjadi standar
berdasarkan prinsip serta mengkonverjensi antara GAAP AS dengan IFRS
|
5.
|
Pelaporan
keuangan
|
Yang harus
dilaporkan oleh setiap perusahaan adalah neraca, laporan L/R, catatan atas
laporan keuangan, laporan direktur, laporan auditor
|
Yang harus
dilaporkan adalah neraca, laporan L/R, catatan atas laporan keuangan, laporan
manajemen, dan laporan auditor
|
Yang harus
dilaporkan adalah neraca, laporan L/R, laporan usaha, proposal atas penentuan
penggunaan (propriasi) laba ditahan, dan skedul pendukung
|
Yang harus
dilaporkan adalah neraca, laporan L/R, catatan-catatan, laporan direksi, dan
informasi lain yang direkomendasikan
|
Yang harus
dilaporkan adalah laporan direksi, laporan L/R dan neraca, laporan arus kas,
laporan total keuantungan dan kerugian yang diakui, laporan kebijakan
akuntansi, catatan atas referensi dalam laporan keuangan, dan laporan auditor
|
Yang harus
dilaporkan adalah laporan manajemen, laporan auditor independen, laporan
keuangan utama (laporan L/R, neraca, laporan arus kas, laporan laba
komprehensif, dan laporan ekuitas pemegang saham), diskusi manajemen dan
analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan, dan pengungkapan atas
kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap laporan keuangan
|
6.
|
Pengukuran akuntansi
|
Aktiva
tetap didepresiasikan menurut provisi pajak, umumnya menurut dasar garis
lurus atau saldo berganda
|
Metode
penyatuan kepemilikan/akuisisi yang diizinkan adalah metode nilai buku dan
metode revaluasi
|
Menggunakan
metode saldo menurun untuk menentukan depresiasi
|
Metode
pembelian lebih umum dilakukan dibandingkan dengan metode penyatuan
|
Memperbolehkan
metode akuisisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk penggabungan usaha
|
Suatu
entitas usaha akan terus melangsungkan usahanya dan penggabungan usaha
dicatat sebagai sebuah pembelian
|
Referensi :
Federic
Choi, Gary ; Akuntansi Internasional ; Penerbit Salemba 4
Persaingan
global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus menerus
secara signifikan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan
internal. Pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional secara terus menerus,
mata uang yang mengambang, risiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengiriman
dana lintas batas nasional, perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan
tingkat suku bunga dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah
terhadap aktiva, laba dan biaya modal perusahaan merupakan variabel yang
memperumit keputusan manajemen. Pada saat yang bersamaan, perkembangan seperti
internet, konferensi video, dan transfer elektronik mengubah ekonomi produksi,
distribusi, dan pendanaan.
Persaingan
global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan
nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara
lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya,
dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint
ventures) dan kaitan strategik lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen
perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal
yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara
yang sama.
1.
Pembuatan Model Usaha
Survey
terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen mengahabiskan lebih banyak waktu
dalam masalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Penentuan model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi,
pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaaan. Hal
ini mencakup empat dimensi utama.
- mengidentifikasi faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
- merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
- mengembangkan sumber-sumber data untuk mendukung pilihan-pilihan strategis.
- mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifikasi.
2.
Alat Perencanaan
Dalam
mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian
terhadap lingkungan eksternal dan internal akan membantu perusahaan mengenali
tantangan dan kesempatan yang ada. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis
untuk melihat pengaruh keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat
keuntungan perusahaan. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP.
Analisis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan
lingkungan operasi perusahaan.
Alat
keputusan ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi dimana seluruhnya bergantung
pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal suatu
perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh
data.
3.
Penganggaran Modal
Keputusan
untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting
dalam strategi global sebuah perusahaan mutinasional. Investasi asing langsung
umumnya melibatkan sejumlah besar modaldan prospek yang tidak pasti. Risiko
investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah.
Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu
kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang
diusulkan.
Dalam
lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu.
Perbedaan dalam hukum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko
nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam
pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah
unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan
untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada
bertambah buruk.
4.
Biaya Modal Multinasional
Jika
investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto,
maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal
secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya,
dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya
sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle
rate) ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan
perusahaan sebagai berikut.
Tidaklah
mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal
ekuitas dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer
menggabungkan ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat
pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan Di = ekspektasi
dividen per lembar saham pada akhir periode. Po = harga pasar
kini saham pada awal periode dan g = ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam
dividen, biaya ekuitas, Ke dihitung sebagai berikut Ke = Di/Po + g. Meskipun
modal untuk mengukur harga kini saham, di kebanyakan negara di mana saham-saham
perusahaan multinasional tercatat, seringkali cukup sukar untuk mengukur Di dan
g. Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi dividen tergantung
pada arus kas operasi perusahaan secara keseluruhan. Pengukur arus kas ini
diperumit oleh pertimbangan faktor-faktor lingkungan. Terlebih lagi pengukuran
tingkat pertumbuhan dividen suatu fungsi ekspektasi arus kas masa depan
diperumit oleh kontrol valuta asing dan restriksi pemerntah lainnya dalam
transfer dana lintas batas.
5.
Sistem Informasi Manajemen (Isu
yang Berkaitan dengan Sistem)
Jarak
merupakan kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh keadaan geografis,
komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antar
manajer operasi lokal dengan manajemen kantor pusat.
Tiga
strategi teknologi informasi global, yang masing-masing berhubungan dengan
jenis organisasi multinasional tertentu. Keberhasilan yang dicapai tergantung
pada kesesuaian rancangan system dengan strategi perusahaan :
a) penyebaran
rendah dengan sentralisasi yang tinggi. Digunakan oleh organisasi yang lebih
kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas dan system informasi
domestik mendominasi kebutuhan
b) penyebaran
tinggi dengan sentralisasi yang rendah. Anak perusahaan lokal diberi kendali
yang signifikan atas pengembangan strategi teknologi infomasi dan system
terkait mereka sendiri.
c) Penyebaran
tinggi dengan sentralisasi yang tinggi. Disini strategi teknologi informasi
global lokal dijalankan oleh perusahaan global dengan aliansi strategi di
seluruh dunia. System informasi dirancang untuk mencerminkan kebutuhan
perusahaan yang disesuaikan dengan keadaan lokal.
6.
Masalah Informasi
Akuntan
manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai
dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa
berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan
manajemen perusahaan harus menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan,
tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat
penyusutan dan penyampaian tepat waktu.
Disini
faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilakn
secara translasi. Laporan dari operasi luar negeri perusaaan multinasioanal AS
umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen doalr agar para manajer kantor
pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka dalam dolar.
7.
Isu-isu dalam Pengendalian Keuangan
Pengendalian
keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya karena
memungkinkan para manajer keuangan untuk :
Mengimplementasikan
strategi keuanagn global sebuah MNE
1) Mengevaluasi
sejauh mana strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
2) Memberikan
motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan
perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
System
penegndalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara
yang paling efektif dan paling efisien. Sebaliknya system pengendalian keuangan
merupakan system pengukuran kauntitatif dan komunikasi yang memfasilitasi
penegndalian melalui :
a) Komunikasi
tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi
b) Memperinci
kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja
c) Mengawasi
kinerja
d) Mengkomunikasikan
penyimpanan antara kinerja aktual dan neraca kepada pihak-pihak yang
bertanggung jawab.
8.
Sistem Pengendalian domestik vs Multinasioanal
Sejumlah
studi menunjukan bahwa sistem yang digunakan banyak perusahaan multinasional
untuk mengendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal sama dengan yang
digunakan secara domestic. David Hawkins menawarkan empat alasan dasar untuk
hal ini :
a) Pertimbangan
kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu yang penting dalam tahap-tahap
awal pendirian operasi luar negeri.
b) Umumnya
akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik dari pada harus membuat dari
awal keseluruhan sistem yang direncanakan untuk operasi luar negeri.
c) Untuk
menyederhanakan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi, pihak
kontroler perusahaan harus menegaskan bahwa seluruh anak perusahaan yang
beroperasi menggunakan format dan daftar yang sama untuk mencatat dan
mengirimkan data keuangan dan operasi.
d) Mantan
eksekusi domestik yang bekerja pada operasi luar negeri dan atasan perusahaan
mereka akan lebih nyaman jika mereka dapat terus menggunakan sebnayak mungkin
system penegndalian domestik umumnya karena mereka mencapai tingkat manajemen
tertinggi denagn menguasai sistem domestik.
9.
Penganggaran Operasional
Setelah
tujuan strategis dan anggaran modal terbuat, selanjutnya manajemen memfokuskan
diri pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup
pembuatan anggaran operasional atau rencana laba apabila diperlukan dalam
organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi peramalan manajemen kas,
keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen.
Kinerja
keuangan suatu operasi luar negeri dapat diukur dalam mata uang lokal, mata
uang negara asal, atau kedua-duanya. Mata uang yang digunakan dapat memiliki
pengaruh yang signifikan pada saat menilai kinerja suatu unit luar negeri dan
manajernya. Nilai mata uang yang berfluktuasi dapat mengubah laba ketika diukur
dalam mata uang lokal dan akan menjadi karugian ketika dinyatakan dalam mata
uang negara asal. Tiga kurs yang mungkin dapat digunakan ketika menyusun draft
anggaran operasional pada awal periode :
a) Kurs
spot yang berlaku ketika anggaran disuusun
b) Suatu
kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode anggaran (kurs proyeksi)
c) Kurs
pada akhir periode jika anggaran disesuaikan jika kurs berubah (kurs penutupan)
10.
Konsep biaya standar dan Kaizen
Sistem
penentuan biaya standar mencoba untuk meminimalkan varians antara biaya yang
dianggarkan dengan biaya aktual. Penentuan biaya kaizen menekankan untuk
melakukan apa ynag diperlukan untuk mencapai tingkatan kinerja yang diinginkan
dalam kondisi pasar yang kompetitif.
Konsep
Biaya Standar
|
Konsep
Biaya Kaizen
|
Penegndalian
biaya
|
Pengurangan
biaya
|
Diterapkan
pada kondisi manufaktur yang ada
|
Diterapkan
pada perbaikan manufaktur secara terus-menerus
|
Tujuan :
kesesuaian dengan standar kinerja
|
Tujuan :
mencapai target pengurangan biaya
|
Standar
ditentukan tiap tahun
|
Target
pengurangan biaya ditentukan setiap bulan
|
Analisis variabs
didasarkan pada aktual vs standar
|
Analisi
varians didasarkan pada pengurangan biaya secara konstan
|
Melakukan
investigasi apabila standar tidak terpenuhi
|
Melakukan
investigasi jika target biaya tida tercapai
|
11.
Evaluasi Kinerja operasi Luar Negeri
Mengevaluasi
kinerja merupakan pusat dari sistem pengendalian yang efektif. Sistem evaluasi
kinerja yang dirancang dengan tepat memungkinkan manajemen puncak untuk :
a) Mempertimbangkan
profitabilitas operasi yang ada.
b) Menentukan
area yang memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan
c) Mengalokasikan
sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas dengan produktif.
d) Mengevaluasi
kinerja manajemen.
e) Memastikan
perilaku manajemen konsisten dengan prioritas strategi.
Referensi:
Choi,
Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional –
Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
AUDITING
Jasa Audit
dan Tantangan Auditing Internasional
Jasa yang
diberikan oleh kantor audit global meliputi :
- jasa audit/atestasi dan jasa penjaminan (assurance)
- konsultasi pajak dan jasa pelaksanaan (compliance service)
- jasa konsultasi manajemen.
Jasa-jasa yang diberikan ini pada dasarnya sama dengan yang diberikan kepada
perusahaan domestik. Yang membedakan hanyalah bahwa untuk perusahaan
multinasional, fungsi-fungsi tersebut lebih kompleks dan potensi lokasi auditnya
lebih banyak. Procter and Gambler beroperasi di 140 negara yang
masing-masing mempunyai pajak, valuta, dan aturan pelaporan yang berbeda. Para
auditor Procter and Gambler harus memeriksa operasi mereka pada masing-masing
negara tersebut, dan juga mengarsipkan kembalian pajak yang terjadi. Mereka
juga harus menyusun return kosolidasian di kantor pusatnya di AS.
Walaupun pertanggungjawaban audit untuk operasi internasional serupa dengan
pertanggungjawaban audit untuk operasi domestik, kebijakan konvensional
menyatakan eksistensi sejumlah tantangan khusus pada operasi internasional,
seperti misalnya praktik akuntansi local, valas, praktik bisnis dan hukum
setempat, adat dan bahasa, serta jarak.
Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh kantor-kantor audit “Big Six”, para
pakar audit MNC menyatakan bahwa risiko-risiko berikut ini paling berpengaruh
dalam menentukan lingkup audit multinasional :
- Transaksi-transaksi yang signifikan atau tidak biasa yang terjadi di perusahaan anak
- Ukuran oerusahaan anak (yang dinyatakan dalam pendapatan,laba bersih, atau aktiva)
- Perubahan besar yang terjadi di perusahaan anak
- Dugaan komite audit
- Kompetensi personalia akuntansi perusahaan
Yang menarik
adalah hasil survey tersebut menyatakan bahwa para auditor perusahaan
multinasional (MNC) terutama menangani risiko-risiko yang sama dengan yang
dihadapi audit domestik. Tidak satupun dari kelima risiko tersebut yang
bersifat spesifik bagi MNC. Ini menyiratkan bahwa secara umum faktor-faktor
risiko audit domestic sama dengan faktor-faktor audit MNC.
Kebiasaan dan Praktik Akuntansi Lokal
Kebiasaan
dan praktik bisnis local dapat menimbulkan gangguan-gangguan mulai dari yang
hanya sekedar konfirmasi tentang apa yang telah terjadi, sampai dengan yang
terkait dengan penaksiran risiko masa mendatang.
Pada banyak kasus, surat konfirmasi harus diterjemahkan dalam sebuah bahasa
lain. Mengharapkan pelanggan mengembalikan konfirmasi merupakan sebuah
tantangan yang lain, karena pelanggan asing kurang berpengalaman dengan
konfirmasi. Mungkin bukan kebiasaan bagi para auditor lokal untuk mengirimkan
konfirmasi atas piutang usaha atau bahkan untuk mengkonfirmasi saldo bank akhir
tahun. Pada pasar berkembang di mana jarang terdapat staf yang cakap, konfirmasi
audit sering dipandang sebagai suatu gangguan dan ditanggapi dengan
kecurigaan. Ini terutama terjadi di sejumlah negara di mana auditor harus
membuat laporan kepada pemerintah tanpa harus memberitahu kepada nasabah.
Valas
Auditor harus memahami pembatasan (retriksi) valas dan persyaratan transfer
untuk masing-masing negara di mana auditor tersebut bekerja. Di samping itu,
auditor harus memahami prosedur perusahaan dalam mentranslasi laporan keuangan
serta pencatatan transaksi valas sedemikian sehingga dalam valutanya sendiri
dapat disusun dengan tepat. Manajemen harus menentukan apakah pilihan tersebut
didasarkan atas kriteria yang benar, dengan menggunakan standar akuntansi yang
tepat.
Budaya dan
Bahasa
Ketidak-tahuan
mengenai bahasa setempat dapat merupakan kekurangan yang fatal ketika auditor
menghadapi personalia dengan dwibahasa. Jika hanya mengandalkan penerjemah,
auditor tidak akan memperoleh cerita yang lengkap. Di banyak negara, laporan
keuagan harus dinyatakan dalam valuta dan bahasa local, sehingga pengetahuan
mengenai bahasa local tersebut adalah penting. Kadang-kadang dengan memahami
bahasa setempat dapat bermanfaat untuk memperoleh informasi. Sebagai contoh,
dua orang auditor anak perusahaan di Brasil dari sebuah perusahaan energy
multinasional yang besar mengetahui bahwa seorang agen pembelian mengendarai
sebuah mobil mewah. Karena kedua auditor tersebut berbicara dalam bahasa
local, mereka dapat mendatangi rumah agen tersebut dan berbicara degan ayahnya
dan mengetahui bahwa age tersebut memperoleh komisi 5% untuk semua pembelian
yang ia lakukan untuk perusahaan.
Interaksi Negara Asal Dengan Undang-undang
Lokal
Negara asal
kadang-kadang mempunyai undang-undang yang meluas ke perusahaan-perusahaan anak
domestic yang beroperasi di luar negeri. Undang-undang ini mungkin berbeda atau
bahkan bertentangan dengan undang-undang negara tuan rumah. Contohnya meliputi
boikot dalam melakukan bisnis dengan negara-negara tertentu atau legilasi anti
boikot di mana auditor harys menengaskan bahwa tidak ada satupun negara yang
didiskriminasi.
Jarak
Untuk
mengaudit sebuah perusahaan multinasional yang besar, auditor mengalami
kesulitan waktu. Sebagai contoh, Coca-Cola yang basis perusahaannya berada di
Atlanta, Georgia, beropreasi disegala penjuru dunia. Kantor akuntan yang
mengauditnya, Ersnt & Young, juga mempunyai kantor di Atlanta yang
bertanggungjawab terhadap audit tersebut. Salah satu patner di kantor Atlanta
diserahi tugas memimpin audit terhadap coca- cola diseluruh dunia. Patner
tersebut menentukan lingkup (scope) audit dengan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti misalnya negara-negara di mana cabang-cabang coca-cola
berada dan materialitas masing-masing cabang dari prespektif perusahaan secara
keseluruhan. Tantangan utama bagi pengauditan di luar negeri adalah jarak.
Operasi yang jauh dan terpencil tidak teraudit sesering dan sesmpurna operasi
di dalam negeri. Sering juga tidak dapat dilakukan kunjungan pra-audit dan pasca-audit,
sehingga komunikasi harus dilakukan melalui telepon, e-mail, fax, atau surat.
JIka terjadi problem pasca-auditm tentu tidak mungkin untuk menyelesaikan
dengan cepat.
Ketersediaan Auditor
Jumlah
akuntan yang tersedia juga ditentukan oleh adanya persyaratan untuk memasuki
profesi tersebut, seperti misalnya persyaratan pendidikan dan ujian yang ketat.
Penting unutk diperhatikan bahwa negara-negara dengan pasar modal yang baru
muncul seperti Indonesia, India dan Meksiko mempunyai akuntan per kapita yang
jauh lebih kecil disbanding dengan negara-negara dengan hukum kode (code law)
mempunyai akuntan per kapita yang relatif lebih kecil disbanding negara-negara
hukum umu (common law).
Perbedaan dalam Pelatihan dan Praktik Auditor
Pelatihan calon professional audit juga sangat bervariasi untuk masing-masing
negara. Di sejumlah negara seperti AS, pendidikan akuntansi dilaksanakan sampai
kejenjang perguruan tinggi pada tingkat bachelor, master, bahkan
doctoral. Terdapat 3 model pendidikan akuntansi yang berbeda yang mengarah pada
sertifikasi, yaitu :
- Pendekatan pemagangan, yang didasarkan atas pengalaman Inggris, yang tidak mensyaratkan pendidikan akuntansi di universitas.
- Model berbasis universitas untuk sertifikasi, serupa dengan pendekatan yang digunakan di AS dan Jerman.
- Model dua jalur, terdapat di Belanda dan Prancis, yang mengijinkan kedua pendekatan di atas.
Pada model
pemagangan, bahkan sampai dengan beberapa tahun setelah studi, staf yang
mempunyai pengalaman signifikan belum dapat dianggap cakap (qualified),
dalam artian professional. Calon akuntan harus menduduki staf terlebih dahulu
selama bertahun-tahun. Pada model universitas, staff mungkin cakap tetapi belum
cakap berpengalaman.
Referensi :
Sunardi dan
Danang Sunyoto.2011.Akuntansi Internasional.Amara Book, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar